Itulah awal perkenalan Andra dengan Didi. Setelah obrolan pertama itu, tiap hari Didi selalu menelpon Andra sebelum atau seusai siaran, pembicaraanpun berkembang, nggak hanya membahas musik tapi juga masalah kuliah, lifestyle, curhat pacar sampai masalah penyakit yang sekarang lagi menggerogoti tubuh Didi.. dia kena Leukimia,kata dokter usianya tinggal 6 bulan lagi. Mereka berdua jadi sahabat. Andra masih jomblo, sedang Didi udah punya pacar dan pacarnya nggak tahu tentang penyakit Didi. Andra sanggup jadi pendengar yang sangat baik buat Didi, Andra jarang banget curhat tentang masalahnya,dia suka banget dengar cerita Didi di telepon. Persahabatan mereka hanya lewat telepon, tapi lama-kelamaan, Andra penasaran juga. “Di.. aku pengen ketemu kamu, aku juga pengen nggak cuma kamu aja yang telepon aku di kantor, tapi aku juga pengen sesekali telepon kamu.. nomer telepon rumah aja deh, please... biar kita imbang, kamu hanya tahu nomer telp kantor dan rumahku sementara aku juga pengen tahu nomer telp rumahmu.. gimana?” “ hehehehe.. Ndra.. kamu mulai curiga yaaa sama aku? Aku nggak pernah bikin kamu rugi khan? Tapi ok lah... 5662735 itu telp rumahku yaaa..hmm...trus... kalo ketemuan, ntar aja Ndra..aku belum pede ketemu kamu,aku ini orang sakit Ndra.. aku takut setelah kamu ketemu aku, kamu nggak mau berteman lagi sama aku”. Andra sedikit kaget dengan jawaban Didi, tapi... seperti kebiasaannya.. dia selalu menghargai apa yang jadi keputusan sahabatnya ini. “ Di.. sebenarnya, buatku siapapun kamu, seperti apa wajahmu dan keadaanmu nggak masalah buatku. Tapi kalo itu maumu.. ya sudahlah.. sementara ini aku nurut yaaa...”
Persahabatan mereka hampir setaun dan hampir tidak pernah ada riak yang membuat mereka berdua kecewa.. mereka selalu baik-baik aja dan semakin dekat. Satu malam, Andra lagi pengen banget curhat. Didi udah 2 hari nggak nelpon..duuuh.. rasanya pengen meledak, dia pengen banget cerita ke Didi. Akhirnya Andra nelpon Didi “Hallo... bisa bicara sama Didi?” “ Didi..? maaf mbak.. Didi nggak ada” “Maksudnya nggak ada? dia keluar atau gimana?” “Nggak ada yang namanya Didi dirumah ini mbak...” “ Ah.. ini dharmahusada Indah no. .... khan? “ Iya mbak... tapi nggak ada namanya Didi dirumah ini ”. Keinginan Andra untuk curhat yang besar, langsung berubah jadi kegelisahan “Apa-apaan ini? Kenapa nggak ada orang yang namanya Didi di rumah ini?” begitu pikir nya. Dengan lemas, Andra pulang ke rumah dan ingin segera tidur aja daripada pusing. Begitu sampai dirumah, telepon berdering, kata mama dari Didi. Dengan perasaan yang nggak tahu kemana, Andra mengangakat telepon “Hai Ndra.... kamu tadi nyari aku? Ada apa?” My God... Andra terbengong dengan pertanyaan Didi. “ Iyaaa.... kamu tahu dari mana? Aku telepon rumahmu, katanya nggak ada yang namanya Didi dirumah itu, maksudnya apa sih ?”suara Andra kedengaran rada emosi. “ maaf Ndra... please jangan emosi dulu, aku lupa ngasih tahu kamu.. kalau telp ke rumah jangan cari nama Didi, ini nama samaranku buatmu aja, namaku Panji”. “ heeeeeh.. kenapa nggak bilang dari dulu sih!sebel banget!”.”yaaa.. udahlah jangan marah yaaa... lain kali kalo cari aku, cari Panji aja yaa...ada apa sih Ndra, kok keliatannya penting banget?”. Setelah itu Andra langsung curhat masalahnya ke didi, dan Andra nggak nyangka kalau Didi sebenarnya orang yang sangat dewasa dalam menyampaikan solusi.Andra lupa kalau dia pernah curiga tentang siapa Didi.
Waktu berlalu, dan besok ulang tahun Andra. Hmmm...Pagi itu di hari ulang tahunnya seperti biasanya, Andra berharap bisa berkumpul dengan sahabat-sahabat sekedar makan bersama. Hari ini kebetulan Andra libur siaran, jadi bisa nyantai sambil bayangin nanti malam sahabat-sahabatnya akan datang ke rumah . Tiba-tiba ada yang ketok pintu sambil membawa buket bunga anggrek yang gede. Mata Andra terbelalak, dia kaget luar biasa “ Anggrek?!!!.... wow....” dia surprised! “ Ada kiriman buket, mbak... buat mbak Andra” . “ i.. iya.. mas... terima kasih” terbata-bata Andra mengucapkan terima kasih pada kurir tadi saking surprised dan kaget. “Siapa yang tahu kalau aku suka banget dengan bunga ini?” begitu pikir nya sambil membuka kartu ucapan “ Selamat Ulang Tahun sahabatku , Andra... dari Didi” “Haaaaaa....” mata Andra sedikit membesar dan mulutnya sedikit melongo. “Didi?????, dari mana dia tahu , aku suka banget bunga ini? Aku nggak pernah cerita sekecappun, apa yang aku suka.Seumur hidupku baru kali ini aku dapat kado buket bunga anggrek yang sangat cantik dan menawan” . Matanya mulai berkaca-kaca, terharu... ini kado terindah buat Andra. Dibawanya buket itu ke kamar dan karena nggak mau kehilangan moment yang bagus, dia mengambil kamera untuk mengabadikan bunga anggrek dari sahabatnya itu. Setelah itu andra langsung pergi untuk mencetak foto anggrek Didi. Dia sangat antusias nggak mau kehilangan sedikitpun kejadian ini. Betapa terkejutnya Andra, 2 foto anggrek yang dicetak semuanya nggak kelihatan. Anggreknya hilang!! Hanya gambar backgound yang terlihat. Melihat pemandangan itu, bulu kuduknya langsung berdiri.. Andra merinding, gelisah dan dengan tangan rada gemetar dia mengangat telepon untuk menghubungi Didi. “ Hallo... bisa bicara dengan Panji?” suaranya masih bergetar. “ Panji..?? nggak ada nama Panji di rumah ini mbak..” “Maaf, tapi saya dapat nomer ini dari sahabat saya Panji, dulu saya pernah cari dia dengan nama Didi tapi katanya nama sebenarnya Panji, tolong mas.. saya dibantu yaa” “tunggu sebentar mbak yaaa..” semenit kemudian lelaki di balik telepon bicara. ”mbak... kayaknya Panji itu, yang dulu nempati rumah in sebelumnya, kalau nggak salah sih kata Papa saya begitu mbak..jadi nggak ada nama Panji di rumah ini sekarang”. Semakin merinding dan lemas badan Andra... air matanya jatuh.. Sejak peristiwa anggrek itu, Didi atau Panji tidak pernah menghubungi Andra, dia bagai hilang ditelan bumi. Andra tidak bisa melacak, siapa sebenarnya sahabatnya itu “Siapa kamu Di... siapapun kamu, yang pasti.. kamu udah pernah menjadi sahabat terbaikku,mengisi waktuku dengan cerita-cerita lucu dan menarik,orang yang pertama memberikan surprised, kado ulang tahun yang sangat aku suka dan nggak ada seorangpun yang tahu.
“Kenangan buat Didi/Panji... siapapun dia”
Didi, Panji. Itu aku 🙄
BalasHapus