Langsung ke konten utama

Ibu, Perempuan dan Perjuangan hidup

Dalam bukunya “Media Meneropong Perempuan”, Lutfy Baria menuliskan “Apapun yang menyangkut perempuan, mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki selalu menarik untuk ditampilkan”. Masih dari buku tersebut, mbak Lutfy mengatakan,memang banyak sekali persoalan-persoalan perempuan yang ternyata masih banyak jadi misteri yang seharusnya bisa saling dibagi ternyata tidak mampu terungkap. Karena itu kemudian media-media perempuan lahir ,mulai dari Majalah Wanita, radio, televisi dengan program perempuan mampu membuka kesungkanan perempuan cerita secara blak-blakan tentang semua permasalahannya mulai masalah haid, keluarga, karir sampai hal-hal yang rumit seperti hubungan intim, orientasi seksual yang seolah tidak sejalan dengan norma masyarakat atau problem besar seperti pelecehan seksual dll.
Tetapi, ternyata mediapun punya keterbatasan. Masih banyak perempuan yang tidak bersentuhan dengan media. Mereka menjalani hidup dengan nalurinya, dengan kepasrahannya,dengan inner beautynya, dengan kekuatannya sendiri tanpa mampu berbagi dengan pakar-pakar yang disediakan gratis oleh media untuk sharing.
Aku bersentuhan dengan beberapa teman, yang juga seorang ibu harus berjuang sendiri untuk hidupnya dan anak-anaknya. Mereka tidak curhat ke media,mereka hanya mampu bercerita syukur-syukur ada jalan keluar itupun sudah sedikit melegakan untuk bisa melangkah lagi, terseok-seok mengatasi perasaannya, mengelola emosinya , mengais rejeki untuk anak-anaknya supaya bisa terus menjalani kehidupan.
Miris memang kalau mendengar cerita, suami mereka tiba-tiba pergi dengan perempuan lain, tanpa bertanggung jawab atas kelangsungan hidup dan pendidikan anak-anaknya, atau tiba-tiba meninggal. Sebelumnya mereka tidak mempunyai pekerjaan atau istilahnya mereka tidak pegang uang. Memang tidak semua harus diselesaikan dengan uang tapi tidak dipungkiri khan.. kalau uang itu juga dibutuhkan untuk kelangsungan hidup dan pendidikan anak-anak mereka. Belum lagi banyak persoalan-persoalan sampingan yang mempengaruhi emosi ketika tiba-tiba mereka dipaksa untuk berjuang sendiri. Oooh.. kenapa dulu tidak mendidik anak mandiri sejak dini, kenapa dulu tidak berpikir untuk selalu kreatif di rumah.. dan masih banyak lagi pernyataan “Oooh.. Kenapa..” lainnya. Aku menangis ... dan selalu ikut menangis bersama mereka, sambil memberi sedikit motivasi bahwa mereka bisa, bisa dan bisa... pasti ada jalan keluar.. dan itu pasti. Allah pasti memberi rejeki pada setiap makhluknya yang masih harus menjalani kehidupan. Bahkan ketika aku sendiri dalam keadaan rapuh sekalipun, aku selalu dipaksa Tuhan untuk melihat,ada yang lebih rapuh dari aku, so.. aku nggak boleh sedikitpun ber putus asa... jadi ingat kata-kata Debby temanku “ Hidup itu terlalu Indah, untuk berputus asa, menyalahkan diri sendiri dan tidak memaafkan kesalahan sendiri”
Please my dear friend.... jangan hanya berpikir menjadi pekerja. Tapi berpikirlah untuk bisa bekerja. Mengubah jiwa pekerja menjadi jiwa kewirausahaan itu memang sulit, tapi itu harus dipaksakan dengan berkeyakinan hanya Tuhan yang memberi kita rejeki bukan perusahaan, bukan juga bos. Bersyukur aku dibesarkan oleh orang tua yang berjiwa wirausaha sangat kental. Papa usaha bengkel yang tangguh,Mamaku sanggup tidak tidur dimalam hari untuk membuat kue dan makanan katering. Beliau bukan hanya bisa menambah penghasilan keluarga tapi Beliau juga bisa mengangkat martabat asistennya. Yuk asisten mama, bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi. Alhamdulillah mulai SMP, aku juga diajari mama untuk bekerja walaupun Cuma bantu menakar mentega, tepung dan nguleni hehehehe...
Selamat hari Ibu.... buat Mamaku, Teman-teman Perempuanku dimanapun anda dan aku yang juga seorang ibu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makassar Dalam Sekelumit Tjerita Rindu

Judulnya seperti sebuah kisah cinta muda mudi yang dilanda kerinduan yang mendalam. Tapi bukan seperti itu nuansanya. Memang ada rindu yang bersambut untuk bisa datang lagi ke kota Metropolitan Terbesar di Indonesia Timur ini. Dua kali kunjungan saya ke kota Coto ini , dalam waktu yang singkat tetapi kedua duanya saya dihujani. Artinya setiap kali saya datang,selalu disambut hujan sepanjang hari. Tapi kunjungan kali ini lebih berkesan karena selain memang tujuan utamanya untuk keluarga tapi ternyata saya di beri rejeki bisa bertemu dengan teman masa kecil (SMP) yang setelah lulus SMP kami nggak pernah bertemu. Nah di Makassar inilah kami bertemu, berbagi rindu dan cerita sambil menikmati indahnya Kota Makassar, lezatnya makanan khasnya dan meriahnya oleh-oleh yang akan kubawa kembali ke Sidoarjo. Pantai Losari  Ke Makassar harus jalan ke Pantai Losari, karena pantai ini sudah menjadi ikon Kota Makassar. Pantai Losari ini tidak punya pasir seperti pantai-pantai lain, dan ...

Kehilangan Bunglon

Mulai kecil, irham suka banget dengan reptil. Kalo liat reptil selalu terpesona. Dari mulai TK kalau liat cicak selalu dikejar dan sering dibuat main2 di tangannya. Kalau udah gitu , aku yang ngeliat mesti teriak-teriak gilooo... hehehe Namanya juga suka, pasti dia akan cari tahu apa-apa tentang reptil, apalagi waktu nemu salamander di salah satu plaza.. wah cari buku tentang reptil, tentang apa aja makanan reptil dan sebagainya,dan seringkali nongkrong lama kalau ada pameran reptil atau lewat di reptil shop tapi sebelumnya memang dia udah berhasil membesarkan kura-kura dan sampai sekarang masih ada. Nggak ada emang yg berani gosok kulit kura-kura selain irham dan bapaknya hehe.. Dibelakang rumah sering ada kadal, sama aja... sukanya ngejar-ngejar kadal, heeeeh...merinding rasanya kalau dia mulai kejar2 kadal dibelakang rumah, apalagi katanya dia mau cari kadal yg buntutnya buntung..hahaha..ada- ada aja... ibunya bener2 gilo... pernah ada kadal lumayan gede masuk rumah..pas irham...

Menyusuri Sungai Gandong Magetan

Sungai Gandong atau yang biasa disebut Kali Gandong , memang sudah sangat familiar buat masyarakat Magetan . Karena sungai ini adalah sungai yang melintasi tengah kota Magetan. Kalau Anda tanya dimana itu Magetan ? Kota ini dulu tidak akan ketemu kalau dicari di peta hehehehe.. paling tidak itu kata beberapa teman saya. Tapi sekarang silakan cari.. pasti Anda akan menemukannya.. Magetan , Jawa Timur ... kota yang dulu dianggap sebagai kota buntu tapi sekarang sudah dibuka akses menuju ke kota Solo , sehingga sekarang sudah tidak buntu lagi. Nah... Balik lagi yach di topik Kali Gandong. Kali Gandong ini menurutku , sebenarnya merupakan sungai yang menarik, lepas dari banyaknya pemberitaan sungai ini menjadi tempat orang bunuh diri dan sungai yang S ingup (red : serem krn banyak makhluk halus ), Kali Gandong tetap menarik buat saya. Untuk mencapai dasar sungai kita harus turun di kedalaman lebih dari 20 meter, menyasak jalan setapak .... maklum karena Kota Magetan ini letakny...