Langsung ke konten utama

Memaafkan diri sendiri

Kata banyak orang, memaafkan diri sendiri itu lebih sulit daripada memaafkan orang lain. Benarkah?? Hmmm.... aku pernah share status di fb dari status Gobind penulis buku “Happiness Inside” yaitu : “Meminta maaf dan jangan lupa memaafkan juga orang lain.... Namun yang terpenting adalah memaafkan diri sendiri, menyadari serta menerima bahwa semua yang terjadi adalah sepengetahuan-Nya, dan itulah yang terbaik.”. Waktu itu aku nggak pernah paham, bagaimana itu memaafkan diri sendiri dan apa sulitnya?? Yang aku paham hanya memaafkan orang lain, dan aku termasuk orang yang sangat gampang memaafkan orang lain. Ternyata nggak seberapa lama, Tuhan menunjukkan bagaimana rasanya dan sulitnya memaafkan diri sendiri. Kejadian ini memang bukan berlebihan, karena ternyata banyak kejadian seseorang yang nggak bisa memaafkan diri sendiri, akhirnya mati. Bukan kebetulan kalau akhirnya aku ketemu dengan seorang sahabat lama dan sebuah buku yang menyadarkan dan sekaligus membantuku untuk mengatasi itu semua dengan cepat.
Dalam bukunya seorang Biksu,Ajahn Brahm yang berjudul “ Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya”, sang Biksu menulis tentang “ Dua Bata Jelek”. Dia bercerita ketika dana untuk membangun Wihara habis tak tersisa,dia tidak bisa membayar tukang untuk membangun wihara itu. Terpaksa pekerjaan menata batu bata, dia harus kerjakan sendiri walaupun dia nggak tahu caranya.Sang biksu belajar kemudian gagal berkali-kali sampai akhirnya dia berhasil membuat tembok wihara yang bagus. Begitu semuanya sudah selesai, dia melihat ada 2 batu bata yang tampak miring. Mereka terlihat jelek sekali. Mereka merusak keseluruhan tembok..Sang Biksu gundah gulana, meruntuhkan semua tembok rasanya juga nggak mungkin. Cukup lama sang Biksu dalam keadaan gundah sampai suatu saat ada seorang tamu yang datang ke wihara dan berkomentar dengan santai “ Itu Tembok yang indah”. Setelah itu yang diucapkan selanjutnya, akhirnya mengubah pandangan sang Biksu tentang tembok itu dan banyak aspek kehidupan lainnya. Dia berkata begini”Ya... saya melihat dua bata jelek itu, namun saya juga bisa melihat 988 batu bata yang bagus.
Selama ini sang Biksu terpusat pada 2 kesalahan yang dia perbuat dan terbutakan dengan yang lainnya, sementara batu bata yang terpasang sempurna jauuuh lebih banyak.Karena itu dia tak tahan melihat tembok itu, tak rela orang lain melihatnya juga dan bahkan ingin meruntuhkannya.
Berapa banyak pasangan yang bercerai hanya karena semua yang mereka lihat dari diri pasangannya adalah”dua bata jelek”?. Berapa banyak diantara kita yang menjadi depresi atau bahkan ingin bunuh diri, karena semua yang kita lihat dalam diri kita hanyalah “dua bata jelek”? . Mata kita hanya terfokus pada kekeliruan yang kita perbuat. Kita semua punya “dua bata jelek” namun bata yang baik di dalam diri kita masing-masing, jauh lebih banyak daripada yang jelek. Begitu kita melihatnya, semua tampak tak terlalu buruk lagi. Bukan hanya kita bisa berdamai dengan diri sendiri termasuk dengan kesalahan-kesalahan kita tapi kita juga bisa menikmati hidup bersama pasangan kita.
Sobat, kita harus meyakinkan diri bahwa kita layak untuk dimaafkan. Yang paling penting harus memohon ampunan kepada Yang Maha Pengampun, meminta maaf kepada orang yang kita sakiti, dan akhirnya memang kita harus memaafkan diri kita sendiri. Setiap orang pasti pernah ditimpuk kotoran,tapi yang membedakan adalah banyak sedikitnya kena timpuk kotoran.Mungkin hanya orang yang lebih banyak kena timpuk kotoranlah yang lebih bisa empati dan berbagi.
Menurut saya, belajar itu bisa dari mana aja dan dari siapa aja. Buat anda yang mungkin kebetulan sedang gundah gulana karena persoalan yang sama seperti yang saya tulis, kemudian mencari pembenaran yang akhirnya tetap tidak menentramkan hati anda, yaaa... sudahlaaaah... usahakan berhenti mencari pembenaran, usahakan tidak melakukan pembelaan bila perlu. Semuanya memang atas sepengetahuanNYA dan itulah terbaik. Dan sekali lagi bukan Cuma kebetulan anda menemukan blog ini dan kemudian berniat untuk membacanya, karena saya yakin semua di dunia ini nggak ada yang kebetulan. Semua atas kehendakNYA. Allahu’alam..
Memaafkan diri sendiri memang penting tapi jangan terlalu gampang juga, karena bisa membuat kita tidak disiplin hehehehe...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makassar Dalam Sekelumit Tjerita Rindu

Judulnya seperti sebuah kisah cinta muda mudi yang dilanda kerinduan yang mendalam. Tapi bukan seperti itu nuansanya. Memang ada rindu yang bersambut untuk bisa datang lagi ke kota Metropolitan Terbesar di Indonesia Timur ini. Dua kali kunjungan saya ke kota Coto ini , dalam waktu yang singkat tetapi kedua duanya saya dihujani. Artinya setiap kali saya datang,selalu disambut hujan sepanjang hari. Tapi kunjungan kali ini lebih berkesan karena selain memang tujuan utamanya untuk keluarga tapi ternyata saya di beri rejeki bisa bertemu dengan teman masa kecil (SMP) yang setelah lulus SMP kami nggak pernah bertemu. Nah di Makassar inilah kami bertemu, berbagi rindu dan cerita sambil menikmati indahnya Kota Makassar, lezatnya makanan khasnya dan meriahnya oleh-oleh yang akan kubawa kembali ke Sidoarjo. Pantai Losari  Ke Makassar harus jalan ke Pantai Losari, karena pantai ini sudah menjadi ikon Kota Makassar. Pantai Losari ini tidak punya pasir seperti pantai-pantai lain, dan ...

Kehilangan Bunglon

Mulai kecil, irham suka banget dengan reptil. Kalo liat reptil selalu terpesona. Dari mulai TK kalau liat cicak selalu dikejar dan sering dibuat main2 di tangannya. Kalau udah gitu , aku yang ngeliat mesti teriak-teriak gilooo... hehehe Namanya juga suka, pasti dia akan cari tahu apa-apa tentang reptil, apalagi waktu nemu salamander di salah satu plaza.. wah cari buku tentang reptil, tentang apa aja makanan reptil dan sebagainya,dan seringkali nongkrong lama kalau ada pameran reptil atau lewat di reptil shop tapi sebelumnya memang dia udah berhasil membesarkan kura-kura dan sampai sekarang masih ada. Nggak ada emang yg berani gosok kulit kura-kura selain irham dan bapaknya hehe.. Dibelakang rumah sering ada kadal, sama aja... sukanya ngejar-ngejar kadal, heeeeh...merinding rasanya kalau dia mulai kejar2 kadal dibelakang rumah, apalagi katanya dia mau cari kadal yg buntutnya buntung..hahaha..ada- ada aja... ibunya bener2 gilo... pernah ada kadal lumayan gede masuk rumah..pas irham...

Menyusuri Sungai Gandong Magetan

Sungai Gandong atau yang biasa disebut Kali Gandong , memang sudah sangat familiar buat masyarakat Magetan . Karena sungai ini adalah sungai yang melintasi tengah kota Magetan. Kalau Anda tanya dimana itu Magetan ? Kota ini dulu tidak akan ketemu kalau dicari di peta hehehehe.. paling tidak itu kata beberapa teman saya. Tapi sekarang silakan cari.. pasti Anda akan menemukannya.. Magetan , Jawa Timur ... kota yang dulu dianggap sebagai kota buntu tapi sekarang sudah dibuka akses menuju ke kota Solo , sehingga sekarang sudah tidak buntu lagi. Nah... Balik lagi yach di topik Kali Gandong. Kali Gandong ini menurutku , sebenarnya merupakan sungai yang menarik, lepas dari banyaknya pemberitaan sungai ini menjadi tempat orang bunuh diri dan sungai yang S ingup (red : serem krn banyak makhluk halus ), Kali Gandong tetap menarik buat saya. Untuk mencapai dasar sungai kita harus turun di kedalaman lebih dari 20 meter, menyasak jalan setapak .... maklum karena Kota Magetan ini letakny...