Beberapa hari ini , aku membaca 2 tulisan yang temanya sama
di halaman yang berbeda yaitu tentang BAHAGIA.
Halaman yang pertama menuliskan : " Tidak ada
orang yang bisa membuat kita bahagia. Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu,
uangmu, hobimu. Semua itu tidak bisa membuat kita bahagia, karena yang bisa
membuat diri kita bahagia adalah kita sendiri. Kita bertanggung jawab atas diri
sendiri. Jika kita merasa berkecukupan, tidak merasa minder, selalu percaya
diri, kita tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang
menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar"
Sementara halaman yang kedua menuliskan : " Seseorang yang bahagia akan selalu menjadi terang bagi jiwa-jiwa di sekelilingnya. Untuk bahagia kita tidak membutuhkan materi atau syarat apapun. Kita bahagia karena kita memutuskan bahagia ".
Kedua tulisan itu intinya sama ... Bahagia atau tidak Bahagia adalah keputusan pribadi yang harus kita pilih . Ada banyak aku temui curhatan bahkan akupun pernah mengatakan seperti ini " dia tidak bisa membahagiakan diriku " :) ternyata itu tidak bisa dipertanggungjawabkan. Kalau dipikir-pikir memang pemikiran seperti ini akan menjebak diri sendiri dalam sebuah ketidak bahagia an. Siapa membahagiakan siapa ? Bagaimana mungkin kita menuntut orang lain membahagiakan kita sementara kita sendiri tidak pernah tahu apa kita sudah membahagiakan orang lain.
Aku jadi ingat , pernah suatu saat ... aku di ingatkan oleh sahabatku . " Begini teman , aku lihat , kamu itu orang yang belum bisa ikhlas. Aku melihat kalau kamu berbaik hati atau menyenangkan atau membahagiakan orang lain, pasti kamu berharap orang itu akan berbuat yang sama ... Nggak bisa begitu !! Dalam hidup itu nggak ada rumusnya !!!
Kita harus terus belajar menerima diri kita apa adanya ... karena kita memang dilengkapi dengan kelebihan , keunikan dan kekuarangan. Melapangkan dada dan memutuskan untuk memaafkan itu penting juga supaya kita Bahagia , karena memaafkan akan membuat hati kita lega. Memaafkan adalah untuk diri kita bukan untuk orang lain. Dan musuh terbesar kita bukanlah orang yang telah melukai atau menyakiti kita melainkan sifat membenci yang ada di dalam diri kita.
Semoga kita selalu bisa memutuskan untuk BAHAGIA
Komentar
Posting Komentar